Selasa, 13 September 2011

ArrrRrrrrggghhhhhhh....................


title:
*Hidupku tak hanya sekedar menjawab pertanyaaan 5W+1H, tp mencari dimana hatiku memilih jalannya sendiri  dan kemana kaki menjabat kebisingan logika sebagai sahabaT yang ku yakin takkan mudah menemukan ujungnya sampai manusia menemukan kebahagiaan abadi (tersenyum di pangkuan-Nya)*


chorus:
kenyataan selalu berbicara padaku untuk menyerah.......,
namun sajak pedihku...
seperti lukisan masa depan yg abstrak!!!!!

Jangan Berlari untuk Kesekian Kali


bukan secara tiba-tiba mengingat mu...
atau sengaja menyekamu dari ingatan!!
hanya mencoba tuk bisa bertahan tanpa kau disini...

cinta Nya untukmu lebih besar dari cinta yang kami punya....
sekalipun kebersamaan kita lebih indah dari apapun...

mereka bertanya " apa aku berlari jauh dari mereka yg punya ikatan darah denganmu?"...
hati ku berseloroh....
" bukankah mereka yg mengasingkanku?"

Ayah...
seribu kehadiran mereka tak bisa menggantikanmu....
tolong lihat dari sana...
apa menurutmu kami baik-baik saja...
kalau tidak jangan tinggalkan kami dalam mimpi-mimpi kami...

Balada Anak Jalanan


kami berdiri di atas cahaya yang memanggang
membentang tikar kemiskinan di atas tanah yang gersang
langkah ini takkan surut,
menapaki dunia yang aneh dan mengasingkan lahir dan batin kami
          bagaimana kami hendak berselimut
bumi kami sudah kelewat hangat dengan Batu kebencian
tak ada ibu yang menyuarakan senandung pengantar tidur
tak ada ayah yang merangkul memikul getir diskriminasi
kami tak butuh sanjungan
hanya sedikit senyum berbagi
meski hanya manipulasi
menyokong semangat hidup ini
          kaki kami yang kurus tak beralas
baju kami yang lusuh dan koyak
wajah kami yang tirus tak terurus
serta hidup kami yang berbaur Lumpur
tiadalah perihal…….
Izinkan kami menyampaikan balada ini
“setidaknya masih ada syukur disini
Kami memakan sisa dan penyakit manusia
Sedangkan Ethiopia hanya makan angin hingga busung lapar
Kami bertemankan debu jalanan
Tapi lihatlah afganistan dan palestina…
Yang tiap hari menghirup mesiu dan hantaman bom
          Rambut kami memang kusam
Masa depan kami tak jelas bias ataukah suram
Yang pasti tak ada yang indah
Selama negeri kelahiran kami masih penuh hiruk pikuk perselisihan
Hingar bingar penyuapan
Saling bantai ,saling tikam
Saling amuk ,saling kecam
Persaudaraan yang dikalahkan naluri kekuasaan
Iman yang di luluhlantakkan dimensi perbedaan
Beruntung kami bukan manusia bijak yang mengadili
Tapi objek ketidakadilan
Beruntunglah kami tidak membodohi manusia
Tapi umpan kebohongan
          Setidaknya masih ada syukur Dalam balada anak jalanan ini
Suara kami tak perlu didengar
Tak perlu camkan
Bila hanya membuang tenaga dan mengganggu kerja otak
Tak perlu was-was ………………..

Selasa, 19 Juli 2011

Lagu Penyair

Aku jadi ragu..
Apakah jarak yang mengkanvaskan kita pada kenyataan..!!
dan rerumputan mati,
dedaunan bisu,
sementara burung-burung enggan bernyanyi

Bunga ilalang luruh sendiri
dan aku jadi ragu
Benarkah jarak memenjarakan kita dari kenyataan-kenyataan
yang diputarbalikkan di ujung pena kita

ah rintihku (pada siapa?)
padahal alam enggan jadi pertanda
dan diam-diam mulai pula belajar di situ

Source: Sajak Redy Susanto