Maka biarkan sejenak aku bernapas, menenangkan diri dari tekanan-tekanan
masa depan dan bayang-bayang masa lalu. Biarkan sejenak saja, kuharap
sudah cukup untuk menyeka butir2 merah d pundak. Dan seperti kemarin
sore, ini masih merupakan perjalanan tampa akhir. Masih tak kutemukan
ujung jalan dan persinmpangan.Yang nyata hanyalah tikungan kiri dan
kanan bergantian. Diselingi tanjakan & turunan. Masih,,, jalan ini
jalan yang sepi.
Tetap tak bisa kukira seberapa panjang aku harus melangkah. Karena setiap ukuran baku, terasa memuai di buai waktu. Arus masa memampatkan jasadku tergeletak tak berdaya. Menyudutkan sisa-sisa keberanian yang pernah kubanggakan.
Dan kini, kembali harus kutapaki sendiri, walau tertatih. Sungguhpun embun di sudut-sudut mata,,, enyahlah saja
Biarkan aku tetap berjalan, menempuh perjalanan ini sampai akhir. Mengikuti aturan baku permainan yang pernah di tetapkan. Tak perlu kiranya engkau bersedih, atau secuilpun rasa hiba itu !!!
Kuharap, dengan semua kekurangan ini, dengan semua embun ini, dengan semua genangan ini, biarkan aku mencecap nikmatnya indahmu walau sekejap. Hingga pun tak ku miliki , namun rasa itu kan tetap menetes dari Qalbu. Berharap,, akan menyejukkan neraka dibalik rangka rapuh ini. Atau, membasahi kegersangan jiwa ini pun mungkin sudah cukup.
Terimakasih Tuhan,,, untuk semua ujian, cobaan, murka, amarah dan hidayahMu, dan terimakasih juga atas bidadari-bidadari khayalan yang telah Engkau kirim . . . .
sajak by Gustaf Prameswara
Tetap tak bisa kukira seberapa panjang aku harus melangkah. Karena setiap ukuran baku, terasa memuai di buai waktu. Arus masa memampatkan jasadku tergeletak tak berdaya. Menyudutkan sisa-sisa keberanian yang pernah kubanggakan.
Dan kini, kembali harus kutapaki sendiri, walau tertatih. Sungguhpun embun di sudut-sudut mata,,, enyahlah saja
Biarkan aku tetap berjalan, menempuh perjalanan ini sampai akhir. Mengikuti aturan baku permainan yang pernah di tetapkan. Tak perlu kiranya engkau bersedih, atau secuilpun rasa hiba itu !!!
Kuharap, dengan semua kekurangan ini, dengan semua embun ini, dengan semua genangan ini, biarkan aku mencecap nikmatnya indahmu walau sekejap. Hingga pun tak ku miliki , namun rasa itu kan tetap menetes dari Qalbu. Berharap,, akan menyejukkan neraka dibalik rangka rapuh ini. Atau, membasahi kegersangan jiwa ini pun mungkin sudah cukup.
Terimakasih Tuhan,,, untuk semua ujian, cobaan, murka, amarah dan hidayahMu, dan terimakasih juga atas bidadari-bidadari khayalan yang telah Engkau kirim . . . .
sajak by Gustaf Prameswara